RJ - Memantik Semangat Kelola Sampah Elektronik

Bermula dari sebuah pertanyaan riset, RJ berdedikasi untuk mengembangkan sebuah gerakan pengelolaan sampah elektronik Indonesia untuk memastikan bahwa daur ulang dan konsumsi elektronik yang berkelanjutan menjadi norma baru di masyarakat, tanpa pengecualian.
RJ Ewaste Indonesia
Source: Ashoka Indonesia

Perubahan sikap dan perilaku yang positif dapat menuntun ke perubahan pola pikir di masyarakat, menanamkan norma baru untuk kebaikan bersama. Dalam merubah sebuah pola pikir yang sudah diyakini selama ini, seorang pembaharu perlu dengan tekun berkolaborasi dengan media, organisasi nirlaba, perusahaan, masyarakat umum, dan pemerintah. Kisah RJ menunjukkan bagaimana anak muda dapat memimpin perubahan pola pikir demi masa depan planet ini, terutama dalam hal sampah elektronik, dengan memobilisasi generasi muda untuk menjadi konsumen bijak dan bertanggung jawab. 


​Rafa Jafar, atau akrab disapa RJ, mulai belajar berbagi dan berkolaborasi dari dalam keluarga sejak usia ke-10 dengan kehadiran 4 saudara barunya. Antusias terhadap perangkat elektronik, RJ dan keluarganya mengumpulkan banyak gadget di rumahnya, yang seiring berjalannya waktu menjadi usang dan rusak. Sejumlah alat elektronik yang menumpuk di ruangannya, yang sebagian besar tidak lagi ia gunakan, membuat RJ bertanya-tanya, ”Apa yang harus kulakukan dengan limbah elektronik ini?".

Ketika ia mendapat tugas penelitian di sekolahnya, sebuah ide muncul untuk menyelidiki konsumsi perangkat elektronik serta pembuangannya. Hasil penelitian RJ membuat kakeknya terkesan, terutama karena RJ masih berusia 11 tahun kala itu. Beliau memberikan saran kepada RJ untuk menerbitkan projeknya dalam bentuk sebuah buku, sehingga orang lain dapat belajar tentang peningkatan jumlah sampah elektronik dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. 

Tak berhenti di situ, RJ melakukan survei dan kunjungan lapangan untuk mempelajari cara yang tepat mendaur ulang sampah elektronik. Dengan dukungan dan bimbingan sang ibu, RJ mempublikasikan buku pertamanya berjudul E-Waste. 

Ada berbagai jenis sampah di dunia ini. Namun, sejauh ini sampah plastik menjadi yang paling sering disoroti masyarakat pada umumnya. Dengan terbitnya buku E-Waste, RJ berharap dapat mengenalkan jenis sampah yang lain, sampah elektronik, serta cara yang tepat untuk mengelolanya, kepada teman-teman dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Secara garis besar, usaha ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. 

Baik dalam riset dan buku RJ, keduanya mengidentifikasi kurangnya kesadaran terhadap daur ulang dan minimnya sumber daya untuk pembuangan sampah elektronik secara tepat. Ketika tidak dibuang dengan benar, sampah elektronik dapat mencemari lingkungan serta membahayakan kesehatan manusia, seperti menyebabkan kerusakan saraf pada anak-anak, karena mengandung bahan kimia berbahaya.

Di samping itu, menurut peninjauan RJ, masih banyak perusahaan teknologi yang tidak bertanggung jawab atas sampah yang mereka ciptakan, begitu juga pemerintah, mereka tidak memiliki regulasi tata kelola sampah elektronik. Untuk mengatasi hal tersebut, RJ membuat sejumlah kotak pengumpulan sampah elektronik (e-waste dropbox) yang kemudian diletakkan di sekolah dan kantor ibu serta kakeknya sebagai sarana masyarakat untuk menyalurkan sampah elektronik mereka dengan tepat 

Dalam upaya memperluas gerakan e-waste drop box dan mengedukasi lebih banyak orang mengenai sampah elektronik, RJ membangun tim dan meluncurkan EwasteRJ. Sebagai pendiri organisasi ini, RJ tidak memimpin sendiri; ia membentuk jaringan ”Agen EwasteRJ” yang bersama memimpin dan membantu menyebarkan gerakan peduli sampah elektronik di kota mereka masing-masing, serta mengelola kotak penampungannya. Sampah yang telah dikumpulkan di e-waste drop box kemudian disalurkan ke pihak pengelola sampah elektronik.

Karena pemuda adalah pemimpin masa depan, kita lah orang-orang yang akan membangun dan memimpin bangsa ini, sehingga kita harus mulai dari sekarang.

​Meski begitu, RJ memahami bahwa perubahan pola pikir juga diperlukan agar seseorang dapat mengubah perilaku mereka dan menumbuhkan budaya daur ulang. Melalui media, baik liputan TV, wawancara radio, dan pemberitaan di media sosial, RJ menyebarkan informasi dan mendorong perubahan kebijakan untuk memastikan bahwa sampah elektronik menjadi fokus masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan dan kesehatan publik lebih baik. Kini ia sedang merilis buku keduanya, Sampah Baterai, untuk terus membangun urgensi masyarakat pada daur ulang. 

Bermula di Jakarta, kini EwasteRJ memiliki tim yang tersebar di 8 titik kota di Indonesia. Dalam 3 bulan, mereka mampu mengumpulkan setengah ton sampah elektronik untuk dikelola secara tepat. Terinspirasi oleh EwasteRJ, pemerintah setempat membentuk divisi sampah elektronik di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Organisasi nirlaba lain seperti Bali Focus, ewaste4change, Earth Hour Bandung dan Turn On Your Life juga turut membantu mendukung EwasteRJ dalam mencapai tujuan sosialnya dan dalam mempromosikan daur ulang sampah elektronik yang tepat.  

Saat ini, di usianya yang ke-16 dengan gerakan EwasteRJ di berbagai penjuru Indonesia, RJ membuat orang lain berdaya, terutama anak muda, untuk bertanggung jawab serta berusaha mengurangi sampah elektronik dengan menjadi konsumen yang bijak. RJ berharap perusahaan dan pemerintah dapat mengambil tindakan terhadap sampah elektronik dengan menjalankan program ”take-back“ (mengambil kembali produk elektroniknya yang sudah tidak terpakai) yang melibatkan agen EwasteRJ dan organisasi nirlaba lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarkaat dan merubah perilaku konsumen.

RJ memahami bahwa generasi muda memiliki posisi yang strategis dalam menjaga lingkungan, ia ingin setiap orang memulai pembaharuannya sedini mungkin. “Karena pemuda adalah pemimpin masa depan, kita adalah orang-orang yang akan membangun bangsa dan menjadi pemimpin bagi Indonesia, maka mulailah dari sekarang!”.​